Kamis, 09 April 2009

Refleksi (9-4-2009)

Pagi2 bangun dah langsung siap2 untuk nyontreng neh......seperti biasa stl nyontreng jari kelingking di kasih tinta sebagai penanda bahwa saya adalah warga yang telah mengikuti proses pemilihan calon legislatif. Pulang rumah leha-leha sebentar sambi membaca buku (Agar pikiran tidak kosong/menganggur......saya males kl menganggur). Siangnya saya beribadah dengan orang tua saya, mengucap syukur, berterima kasih dan mohon ampunan dosa-dosa saya seraya mengucapkan "wish".
Malamnya saya ke toko buku toga mas sekedar melihat-lihat buku dan mengantar adik saya yang memang ada keperluan mau membeli buku. Melihat-lihat akhirnya saya jadi membeli buku John C.Maxwell mengenai pengembangan diri. Nah pulang rumah saya melanjutkan membaca buku yang tadi siang (Buku berjudul pikiran yang terkorupsi by Kwik Kian Gie.........nilai 100 utk dia!!!Benar-benar membuka mata). Waktu saya membacanya saya melihat adik saya membuka bungkusan plastik buku baru tersebut, tiba-tiba pikiran saya nyeletuk begini "Nah kalau 1 orang membuang plastik tersebut sebagai pembungkus, bagaimana dengan ribuan pembungkus yang ada di toko buku tersebut setelah tidak digunakan?Dimana berakhirnya pembuangan tersebut?Apakah bisa didaur ulang? Seraya pikiran saya juga bergejolak "Y ampun hidup saya ini sudah enak!!!!, masih bisa makan dengan lauk yg lebih dari cukup, masih bisa jalan-jalan dan beli buku dan lain-lain, sedangkan masih banyak masyarakat yang tidak bisa seperti saya entah karena berbagai masalah yang ada............." Saya kira permasalahannya sangat rumit sekali dengan penyelesaian yang tidak mudah mengenai kemiskinan dan kurangnya pendidikan (Hal yang paling penting sebagai pondasi awal) di negara kita ini, padahal persentase APBN untuk pendidikan dinegara kita telah paling besar diantara yang lain yaitu 20% dari nominal total. Semoga perbaikan di berbagai sektor akan terwujud melalui pemilihan legislatif kali ini yang tentunya tidak akan mengecewakan rakyat yang mana telah banyak yang golput sebagai bentuk ketidakpercayaannya pada badan pemerintahan dan kekecewaannya...................................

Minggu, 05 April 2009

John Pantau Edisi tanggal 5-4-2009

Ha3 lucu sekali perilaku masyarakat kita ini emangnya......sewatu sore saya tayangan di Trans TV john pantau yang sedang membahas mengenai penyimpangan-penyimpangan perilaku masyarakat kita dalam menggunakan hak politiknya. Seperti yang telah diketahui bahwa masyarakat yang diperbolehkan ikut memilih dalam PEMILU (Legislatif maupun Presiden) adalah masyarakat yang telah berumur sekurang-kurangnya 17th. Namun edisi John Pantau kali ini menunjukan bahwa kurangnya pendidikan pada masyarakat kita mengenai etika berpolitik maupun kurangnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan hak politik dari dalam masing-masing pribadi. Dalam tulisan Blog saya kali ini saya akan menuangkan sedikit pandangan saya mengenai isi dari tayangan tersebut bagi kita semua.

Pertama: Dalam edisi tersebut ditayangkan segerombolan pemuda yang berumur sekitar 16th (Masih SMA) lebih memilih membolos sekolah dengan mengikuti kampanye salah satu partai dengan menggunakan atribut partai (Kaos, Bendera, Topi, Dll)tersebut.
Kedua: Para ibu-ibu mengikuti kampanye salah satu partai dengan menggunakan atribut-atribut partai tersebut serta membawa anak kecil.
Ketiga: Para simpatisan mengikuti kampanye karena dibayar dengan sejumlah uang, yang pada dasarnya mereka tidak mengerti/memahami alih-alih partai yang mereka elu-elukan.

Ok mari kita berbicara mengenai yang pertama. Segerombolan pemuda tersebut saya kira masihlah amat muda dengan rata-rata umur 15 tahun dimana mereka sedang mengikuti kampanye dengan menggunakan atribut yang ada pada diri mereka. Ketika di tanya mereka secara malu-malu dan mengaku bahwa mereka membolos sekolah untuk mengikuti kampanye partai tersebut, lucunya tiba-tiba salah satu anak yang di wawancara secara spontan nyletuk "kaosnya bagus mas warnanya ngejreng"...................
Yang kedua banyak ibu-ibu dengan dalih tidak ada yang merawat anaknya dirumah jadi dibawa mengikuti kampanye juga.

Saya kira dari ke3 cuplikan permasalah yang terjadi dapat bersama-sama kita simpulkan bahwa masih adanya partai poltik yg masih menggunakan kampanye dengan sistem money politic, kurangnya pendidikan pada warga negara kita, kurangnya kesadaran dalam berdemokrasi dalam ajang perpolitikan,kurangnya kesadaran bertaat hukum perpolitikan dari masing-masing partai, dan lain-lain.

Perlu diketahui bahwa dimasa depan partai politiklah yang akan berpengaruh besar terhadap negara kita ini yang mana seharusnya partai-partai tersebut menjadi "public figure" terhadap masyarakat luas. Yang mana sebagai "public figure" mereka dapat mentaati hukum, menjadi teladan dan contoh yang baik, dapat mendengar aspirasi dari masyarakat, dan merealisasikan janji-janji mereka bukan malah menggunakan segala tipu daya sebagai ajang komersial terhadap rakyat.

Akhir kata, bagaimana mau memimpin bangsa jikalau tidak dapat mempimpin sebagai pribadi yang unggul dan sebagai public figure yang mentaati hukum yang ada