Renungan ini saya tulis sekitar 1-2bulan dikemudan waktu setelah saya selesai membaca "Ekspedisi Tanah Papua" terbitan Kompas, maklum saya rada disibukan dengan Thesis dan Intership saya ^O^. Renungan yang akan saya share kali ini berbeda dengan edisi ekspedisi yg seblumnya, karena pemaparan segala sesuatu kali ini (oleh kompas) juga berbeda adanya, namun pada dasarnya sama yaitu memaparkan mengenai aspek sosial, ekonomi, pendidikan, ekologi, politik dan budaya yang masih melekat sangat erat bagi masyarakat kita khususnya kali ini papua.
Miris, "nelongso".......itulah kata dari saya untuk pembukaan share cerita kali ini. Bagaimana tidak, berbagai masalah rumit saling bertautan dan menjadi mata rantai keterpurukan yang berhubungan satu dengan yang lain. Papua merupakan pulau sebagai penghasil SDA dgn komoditas emasnya dan termasuk dalam tambang emas terbesar di dunia. Dengan penghasil SDA emasnya, pulau tersebut merupakan pulau yang "sangat kaya" namun...........mengapa kemiskinan bertebaran dimana-mana, hampir seluruh rakyat masih bergumul dalam kemiskinan????
Blog masalah ini saya tulis sampai sini dahulu, semoga pembaca dapat mencari bukunya (terbitan: kompas) dan mengambil intisarinya.