Jumat, 19 Maret 2010

Awal Perjalanan-Ku di Taiwan (Master Degree Programme)-Part Five

Check Out dari guest house (2-3-10), aku kembali ke dormitory untuk menata lagi barang-barang aku di kabinet yang sudah ditentukan untuk aku, setelahnya aku dan ayahku berjalan-jalan di sekeliling kampus untuk lebih mengenal lagi beberapa lingkungan sekitar sekaligus melihat tatakelola kehidupan masyarakat taiwan, sekaligus untuk mencoba lagi beberapa makanan khas taiwan. Kami lakukan dengan cepat karena pk.15.00 aku dan ayahku harus ke Tao yuan International Airport karena hari ini ayahku akan kembali ke Indonesia (Dengan maskapai EVA air dengan jam keberangkatan pk.17.27 dan seperti biasa 1-2jam sebelumnya kita harus sudah di aiport)setelah mengantarkanku selama 3 hari dan 2 mlm di Taiwan. Bagi saya pribadi hal tersebut cukup membuat nyali sedikit ciut karena setelah dari airport kembali ke NTUST tidaklah dekat dan harus menggunakan bis dan MRT dengan keseluruhan jalur yang aku sendiri masih buta. Tapi untuk mengantarkan ayah tercinta kembali ke tanah air tercinta pula aku mengambil risiko tersebut. Kami kembali ke guest house dan memanggil taxi (Biaya dari guest house ke airport mahal sekitar Rp.270.000,- karena jarak jauh dengan waktu tempuh sekitar 1-1,8jam). Sesampainya di airport kami langsung mengurus bagasi ayahku di counter Eva Air (Ternyata banyak juga orang Indonesia disini dan juga orang luar yang ingin berkunjung ke Indonesia, saya berharap Indonesia tetap mempertahankan eksistensinya dibidang kepariwisataan). Setelah urusan bagasi selesai kami berjalan2 mengitari airport tersebut untuk sekedar mengetahuinya+ke toilet karena panggilan alam (^O^). Setelah itu kami duduk di tempat yang disediakan,aku mencoba aplikasi WIFI yang disediakan untuk HP aku (Ternyata tidak bisa connect................). Kira-kami menunggu sekitar 1-2 jam untuk jadwal keberangkatan pesawat, sambil menunggu ayahku menyuruhku pulang dahulu ke dorm, aku bilang nanti saja sekalian mau mengantar hingga tuntas (Naik pesawat). Menunggu dan menunggu serta kegiatan kami cuma duduk,melihat-lihat dan makan camilan akhirnya sampailah kami pada inti obrolan (Wejangan dari ayahanda tercinta............ho4)
Sambil ngobrol seperti biasa aku bermain-main dengan HP-ku dan mencoba untuk Online (Tapi tetep g bisa..........). Akhirnya sekitar 1jam sebelum pesawat take off, percakapan inti dimulai, ayahanda memberikan wejangan-wejangan sakti mandraguna sampai menggoncangkan hati dan pikiran aku yang juga berdampak pada keadaan langit dan bumi wakakakakakakak......................Ayahanda cuman berpesan bahwasanya aku harus sukses karena sudah mengambil keputusan untuk S2 dan memilih di negara Taiwan (NTUST), dan di taiwan tidak kerja apa2 alias hanya sekolah, dan tidak usah menghawatirkan permasalahan ekonomi, keuangan naik dan turun (fluktuasi) itu wajar karena memang itulah dunia dagang, jangan berkumpul dengan teman yang aneh-aneh dan bener-bener harus jaga diri, lulus S2 harus sukses dan jadi orang yg berintegritas. Setelah percakapan itu aku sih seperti biasa cuek-cuek aja, namun beberapa detik setelah itu hatiku menggelegar, pintu perasaanku terbuka secara spontan, memberikan reaksi berantai yang tiba-tiba saja air mataku mulai menggenang di pelipis mata untuk volume yg mulai bertambah dan bertambah, namun aku seperti biasa berusaha kuat tidak menampilkan sisi lemah aku (Pada saat ini aku diambang-ambang menangis dan tidak karena aku paling benci hal-hal berbau melankolis, maklum lah saya kan koleris dan sanguin sejati wakakakakka, posisi mata udah merah dan mulai berair-air huh lebay...........).
Setelahnya akhirnya orang tuaku masuk ke waiting room dimana kondisi itu sudah untuk terakhir kalinya aku melihat ayahanda di Taiwan bersamaku alias aku akan mulai sendirian Taiwan untuk waktu yg relatif lama. Akhirnya cuma salam perpisahan biasa dan sekedar salam-salam perpisahan serta melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan sementara waktu bagi kita(Aku menahan gengsi dan menolak untuk melakukan, salam dan berpelukan seraya berkata salam-salam perpisahan-perlu anda ketahui bahwa saya dan keluarga saya jarang sekali, bisa dibilang hampir tidak pernah melakukan hal spt ini jadi bagi saya ini adalah hak yang membuat saya menjadi canggung dan tampak bodoh). Namun setelah ayahanda tak terlihat (Karena kaca di blur-jadi tidak dapat melihat masuk ke ruang tunggu seperti di juanda) akhirnye perlahan-lahan tapi pasti dan tidak pasti aku menitihkan air mata...............setelah sekian laam aku tak menangis karena sesuatu kali ini aku mulai merakan kembali menangis karena di tinggal oleh orang tua yang jarang bagi aku untuk melakukan kontak dengan mereka (Karena saya tipe orang yang tidak suka di ceramahi oleh mereka dan mereka tipe orang tua yg protektif dengan anaknya, bukan hyperprotektif lho wahahahaha). Akhirnya aku menyerah dengan gengsi dan kekuatan kelelakian aku akhirnya aku menitihkan airmata berulang-ulang dan mulai tersedak-sedak, dan aku sangat, sangat dan sangat menyesal karena tidak dapat (tepatnya tidak mau) berpelukan,bersalaman dan salam perpisahan dengan ayahhanda tercinta seperti yg telah kulakukan dengan semua anggota keluarga sebelum berangkat dari surabaya. Aku menangis sambil berjalan kesana-kemari, melihat jam dan menunggu pesawat take off dan memastikan semuanya OK, sendirian di Tao Yuan International Airport dan dilihat oleh byk orang karena aku menangis sambil berjalan kesana kemari. Dalam hati aku hanya berkata "Im so sory......." karena gengsi dan ego aku tidak melakukannya............dan dalam hati aku berkata "Seandainya tuhan kasih aku sekali lagi kesempatan lihat ayahhanda, aku pasti akan memeluknya dan berkata salam perpisahan". Namun aku tahu hal tersebut hanya keinginan pribadi semata. Akhirnya aku ke toilet pipis dan menunggu di daerah waiting room yang dijaga oleh security, aku hanya berdiri disana sambil mereka melihati aku karena aku cowo dengan tinggi lumayan tapi menitihkana air mata dan berusaha menutupinya tapi aku cuek..........Aku berlagak cuek dan kuat.
Jalan dan berjalan kesana kemari sambil melihat-lihat serambi dalam keadaan yang amat sangat bersalah dan menyesal karena tidak mengucapkannya.........Tiba-tiba waktu aku kembali mengunjungi tempat baggage check in aku melihat ayahanda ku di sana lagi lagi kebingungan dengan stiker yang telah di tempetl ditas-nya, dia bingung dan setelah melihat aku dia memanggil aku (Waktu itu aku benar2 sudah dalam kondisi OK dan terlihat semua baik2 saja,jadi tidak ada yg harus aku permalukan di depan ayah aku, tapi perasaan masih bergoyang dan aku menahan-nahan air mata yg udah memberikan tekanan beribu-ribu Ton di pelipis mata aku wakakakaka), ayahku ternyata mempertanyakan stiker untuk mengambil bagasinya dan ternyata hanya terjadi miss kecil yang ternyata ayahku yang tidak tahu bahwa stiker sudah ada di tiketnya (Batin aku kali ini harus aku lakukan, karena mungkin ini hadiah tuhan supaya aku dapat melakukannya kali ini................).
Setelah miss diselesaikan, pada akhirnya ayahanda akan memasuki waiting dan check room yang sebelumnya di cek dulu oleh petugas setempat (Tempat aku berdiri dan menunggu seraya menitihkan air mata sambil diliati petugas ini, mereka 2 orang), setelah ayah aku di cek surat-suratnya seperti biasa sebelum memasuki waiting room aku langsung memanggil ayahku, dia berbalik dan aku langsung memeluknya, sangat erat (Perlu kalian tahu sewaktu aku memanggil ayahku dan melewati garis perbatasan antara penumpang dan pengantar, petugas sempat men-stop-aku dengan lampu merahnya, namun aku tidak mengindahkan dan langsung aku peluk ayahku di depan orang-orang), aku pelu erat selama beberapa detik, I said Thank You for everything, aku peluk dan tepuk bahunya, dari posisi kepala di kiri adan kanan akhirnya ayahanda membalas dengan perkataan "Hasilnya yang bagus yah"...............setelahnya aku melepa pelukan itu aku berbalik arah langsung dan seketika bendungan air mataku hancur berantakan alias aku menangis sejadi-jadinya dan tersedu-sedu tentunnya dengan aku tutup mukaku dan berjalan menjauh (Aku rasa ayahku hanya melihat 1/10 detik dan langsung memasuki waiting room), menangis dan menangis tersedu-sedu, aku melihat di pantulan cermin yang ada disana serasa aku kembali ke 10-20 tahun silam ketika aku masih bocah dan suka menangis tak disangka kali ini aku menangis lagi sungguh ironi dan lucu untuk diingat. Tapi airmata dan tersedu-sedu masih tersisa, aku tak dapat menolak yang aku lakukan hanya berdiri dan menangis sekitar 10menit dan akhirnya aku berhentikan secara paksa dan berkata "The journey begis.....", tetap dalam kondisi masih mata merah aku menunggu pesawat take off.
Jam jadwal menunjukan bahwa pesawat take off dan akhirnya aku pulang menuju dorm (Bingung dan nekat karena sendirian), aku hanya mengginakan ingatanku sewaktu aku di jemput pertama kali, rute dan cara membeli tiket serta jalur-jalur dan sistem MRT yang begitu besarnya, namun dengan bekal nekat, ingin tahu dan pantang menyerah, sampailah daku ke NTUST dan langsung datang ke lounge room untuk rapat ICE 2010. Sekian cerita pengalaman 3hari bersama ayahhanda dan perkenalan NTUST serta taiwan kepada teman-teman sekalian. Pengalaman ini semoga bisa menjadi pelajaran bagi anda semua. Apabila ada yg kurang berkenan saya mohon maaf. Sukses selalu untuk kita.