Jalan-jalan dan akhirnya melihat damper, melihat dan melihat sampe luas serta foto-foto naiklah kami ke lantai paling atas yang boleh dikunjungi yaitu lantai 91 (Lantai 88 sampai lantai 91 hanya dapat dijangkau melalui tangga). Sampai di lantai 91 ternyata outdoor dan disinilah kita benar-benar di ketinggian 580m++ kita dapat melihat segala penjuru kota Taipei, udara dingin dan banyak sekali turis disini menbuat perasaan semakin menggelora untuk berputar-putar dan mengambil foto di sekitar situ. Sekitar 30 menit kami berputar-putar dan mengambil foto sekaligus mengamati dan mempelajari pula masyarakat sekitar dan perilaku turis kami kembali ke lantai 89 untuk jalan-jalan lagi, dalam perjalanan kembali ke lantai 89 kami ke ruangan teather untuk melihat sekilas film yang menceritakan sejarah pembangunan Taipei 101 (Penjelasan dari film di theater mininya kebanyakan bercerita mengenai berbagai hal dari segi konstruksi dari Taipei 101 itu sendiri-jadi pas lah dengan bagianku wakakakaa) dan berisitirahat serambi mengamati masyarakat sekitar yang bagi kami mungkin masih asing. Sambil istirahat aku melihat berbagai gambar-gambar yang menerangkan berbagai macam keterangan mengenai sejarah, metode konstruksi,ketinggian dan berbagai hal lainnya. Lupa waktu ternyata kami sudah 1,5 jam didalam tower ini, takut di usir aku menanyakan mengenai batas waktu kepada salah satu security (Security yg aku tanya adalah cewe-jadi cukup grogi juga she soalnya security begituan cakep lho wakakakakaka). Ternyata bagi visitor tidak ada ketentuan batasan lama waktu untuk berada di dalam tower, as long as you want, you can stay in here. Cukup lama dan sudah puas serta sudah membayar untuk membeli foto aku bersama ayahku, kamipun turun, sewaktu turunpun kami masih harus mengantri lagi karena sama dengan para turis yang ingin ke lantai puncak, kondisi masih ramai sedangkan lift tercepat didunia hanya ada 2 unit dengan kapasitas yang terbatas juga. (Note: security cewe untuk urusan mengatur turis yang ramai juga cantik-cantik ^O^ dan tidak gaptek, mereka dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk menunjang pelayanan kepada turis-turis asing, karena turis yang dating tidak 1-2 orang tapi terkadang dalam bentuk rombongan).
Sepulang dari Taipei 101 kita kembali ke guest house, merebah badan sebentar, mandi, dan akhirnya makan malam kami kembali ke distrik Gong Guan untuk mencoba kembali berbagai macam model makanan (Yang pasti sudah berpengalaman dan tidak akan tersesat lagi). Kali ini kami makan di bagian makanan model celup-celup dengan memilih menu sendiri, porsi besar dengan harga lumayan pantas dan kenyanglah kami. Setelahnya kami tidak membuang waktu lagi, kami melanjutkan lagi dengan jalan-jalan di distrik makanan dan membeli berbagai macam model makanan ringan dan berat sekedar memuaskan nafsu keingintahuan dan pemenuhan nafsu makan porsi lelaki serta jaga-jaga untuk malam hari agar tidak kelaparan, jalan dan jalan akhirnya kami melambatkan alur jalan kami di pusat teramai distrik makanan ini sambil melihat-lihat berbagai macam makanan yang dijual ada satu penjual ibu-ibu menyiapkan adonan makanan untuk dimasak, anehnya ibu ini berbicara sendiri, ayahku melihatnya dan beropini bahwa sang ibu penjual ini ada kelainan jiwa namun setelahnya aku tertawa terbahak-bahak sangat keras yang ternyata ibu itu memakai head set yang disambungkan dengan perangkat komunikasi yang ada dibelakangnya (Ayahku mengira ibu itu gila). Sebelum balik ke guest house NTU kita coba tahu bau alias chou do fu cumin 40NT$ untuk 2 orang, (You know, we had already full~). Setelah puas kami kembali ke guset house NTU untuk mempersiapkan bebagai macam barang yang akan dibawa pulang oleh ayahku dan berbagai macam keperluan lainnya yang harus di tata mlm hari karena besok nya (Selasa 2-3-10) ayahku akan pulang ke Indonesia lagi.
Pagi hari kami langsung balik ke kamar asrama aku untuk melakukan bersih-bersih kabinet sebelum aku gunakan selama 2 tahun, berbagai perlengkapan ini dan itu di tata sedemikian rupa agar rapi(Note: kami pagi sudah check out duluan sebelum ke NTUST dan tas kami titipkan front office).
God grant me the serenity to accept the things I cannot change; courage to change the things I can; and wisdom to know the difference.
Senin, 08 Maret 2010
Minggu, 07 Maret 2010
Awal Perjalanan-Ku di Taiwan (Master Degree Programme)-Part Three
Waktu terasa berjalan sangat cepat disini, minggu malamnya aku dan ayahku berjalan-jalan di distrik yang dinamakan Gong Guan. Wao pusat makanan yang berbasis entrepreneurship, banyak sekali stand-stand penjualan makanan dengan berbagai macam cirri khas tersendiri, juga ada yang berupa depot-depot kecil (Wilayah ini bersih lingkunganya dan orang-orangnya tidak grusa-grusu). Jalan-dan jalan aku dan ayahku mencoba makanan ini itu dan membungkus juga makanan ini itu untuk di hotel (Untuk di coba, padahal tidak lapar lho wakakakak). Makanan khas,enak-enak dan patut dicoba alias wisata kuliner neh wakakakkaka. Hari-hari pertama malam hari aku dan ayahku menghabiskan waktu di distrik Gong Guan hanya untuk window shopping dan mencoba makanan. (Malam pertama sempat nyasar dan g bias pulang, masyarakat di tanyai kampus juga bingung jadi sempat buta gitu, tapi akhirnya bias pulang kok)
Hari ke-2 (Senin 1-3-1987), aku memulai hari ini dengan mengurus administrasi study aku ya itu di kantor graduate office bersama mas Munif (Anak mantan ITS). Urus punya urus ternyata suratku ada yg bermasalah di bagian Financial Statement jadinya bbrp surat aku kirim lagi lewat kantor pos kampus dan di urus lagi di Jakarta (Untuk dan gara-gara urusan ini jadi berabe neh soalnya kaga bias urus-urus lainnya). Selesai urusan ini (Pending dulu) aku ama ayahku jalan-jalan ke tempat yang telah aku rencanakan sebelumnya yaitu: TAIPEI 101~!, inilah impianku agar ke negeri orang dan ke Icon Negara tersebut, berangkat kesana cumin nekat doank Tanya naik bus apa dan tanya-tanya ama sopir busnya, perjalanan dengan bus kode: 650 selama 20 menit dan tibalah kita di sisi samping TAIPEI 101. Eh, Ngomong-ngomong naik kendaraan umum, kl MRT cumin bayar 15-50NT$, kalo bus cumin 15NT$. Jadi cukup murah dan fasilitas OK kqk, udah cepat, tepat waktu, bersih dan yang pasti aman kok. Sampe di TAIPEI 101 kita ke lanti 5F dulu untuk membeli tiket 400NT$ per orang dan harus antri, soalnya banyak orang juga mau lihat ke atas. Setelah antri kita naik ke lantai 89 menggunakan lift tercepat di dunia dengan kecepatan 1010m/minute. Ada petugas cewe yg nerangin ini itu bahwa lift ini tercepat didunia bla2 tapi aku sibuk ngerekam dan ngliatin dia aja soalnya lumayan she tuch cewe wakakakakaka, setelah nyampe (Bbrp detik aja di dalam lift) ternyata aku dah di ketinggian 580m++ alias lantai 89, yeaaaaah lgs aja aku keliling disana dan foto2 wakakakakakak (Soale ndeso) dan tidak lupa mampir ke lantai 88 utk melihat Super Wind Damper (Impianku melihatnya soalnya dari dulu diajarin ini itu di teknik sipil tapi g pernah yg namanya penahan angin di Taipei 101 yg beratnya 800 ton), eh tidak lupa yah aku foto-foto ama ayahku ahahahaha, wew ada bbrp tempat souvenir ini itu yg jaga juga lumayan-lumayan lah wakakakaka. Eh ketinggalan sbebelum kita naik lift tercepat itu kita akan difoto dahulu oleh petugasnya dgn setting-an background gedung Taipei 101 yang mana nantinya di lantai 89 kita bisa memilih untuk membelinya atau tidak seharga 250NT$.
Hari ke-2 (Senin 1-3-1987), aku memulai hari ini dengan mengurus administrasi study aku ya itu di kantor graduate office bersama mas Munif (Anak mantan ITS). Urus punya urus ternyata suratku ada yg bermasalah di bagian Financial Statement jadinya bbrp surat aku kirim lagi lewat kantor pos kampus dan di urus lagi di Jakarta (Untuk dan gara-gara urusan ini jadi berabe neh soalnya kaga bias urus-urus lainnya). Selesai urusan ini (Pending dulu) aku ama ayahku jalan-jalan ke tempat yang telah aku rencanakan sebelumnya yaitu: TAIPEI 101~!, inilah impianku agar ke negeri orang dan ke Icon Negara tersebut, berangkat kesana cumin nekat doank Tanya naik bus apa dan tanya-tanya ama sopir busnya, perjalanan dengan bus kode: 650 selama 20 menit dan tibalah kita di sisi samping TAIPEI 101. Eh, Ngomong-ngomong naik kendaraan umum, kl MRT cumin bayar 15-50NT$, kalo bus cumin 15NT$. Jadi cukup murah dan fasilitas OK kqk, udah cepat, tepat waktu, bersih dan yang pasti aman kok. Sampe di TAIPEI 101 kita ke lanti 5F dulu untuk membeli tiket 400NT$ per orang dan harus antri, soalnya banyak orang juga mau lihat ke atas. Setelah antri kita naik ke lantai 89 menggunakan lift tercepat di dunia dengan kecepatan 1010m/minute. Ada petugas cewe yg nerangin ini itu bahwa lift ini tercepat didunia bla2 tapi aku sibuk ngerekam dan ngliatin dia aja soalnya lumayan she tuch cewe wakakakakaka, setelah nyampe (Bbrp detik aja di dalam lift) ternyata aku dah di ketinggian 580m++ alias lantai 89, yeaaaaah lgs aja aku keliling disana dan foto2 wakakakakakak (Soale ndeso) dan tidak lupa mampir ke lantai 88 utk melihat Super Wind Damper (Impianku melihatnya soalnya dari dulu diajarin ini itu di teknik sipil tapi g pernah yg namanya penahan angin di Taipei 101 yg beratnya 800 ton), eh tidak lupa yah aku foto-foto ama ayahku ahahahaha, wew ada bbrp tempat souvenir ini itu yg jaga juga lumayan-lumayan lah wakakakaka. Eh ketinggalan sbebelum kita naik lift tercepat itu kita akan difoto dahulu oleh petugasnya dgn setting-an background gedung Taipei 101 yang mana nantinya di lantai 89 kita bisa memilih untuk membelinya atau tidak seharga 250NT$.
Langganan:
Postingan (Atom)