God grant me the serenity to accept the things I cannot change; courage to change the things I can; and wisdom to know the difference.
Kamis, 18 November 2010
I had pass my 1st semester (vol2)
Senin, 19 Juli 2010
Next Path for our Team (wish)
Best Regards
Citra Satria O, S.T.
Blog Administrator and Member of Ksatria Lion & Dragon Dance Troupe
National Taiwan University of Science and Technology
Taipei-Taiwan
Jumat, 02 Juli 2010
I had pass my 1st semester (vol1)
- Deterioration Engineering Material: Fokus pada proses dan impacr korosi pada material
Jumat, 19 Maret 2010
Awal Perjalanan-Ku di Taiwan (Master Degree Programme)-Part Five
Sambil ngobrol seperti biasa aku bermain-main dengan HP-ku dan mencoba untuk Online (Tapi tetep g bisa..........). Akhirnya sekitar 1jam sebelum pesawat take off, percakapan inti dimulai, ayahanda memberikan wejangan-wejangan sakti mandraguna sampai menggoncangkan hati dan pikiran aku yang juga berdampak pada keadaan langit dan bumi wakakakakakakak......................Ayahanda cuman berpesan bahwasanya aku harus sukses karena sudah mengambil keputusan untuk S2 dan memilih di negara Taiwan (NTUST), dan di taiwan tidak kerja apa2 alias hanya sekolah, dan tidak usah menghawatirkan permasalahan ekonomi, keuangan naik dan turun (fluktuasi) itu wajar karena memang itulah dunia dagang, jangan berkumpul dengan teman yang aneh-aneh dan bener-bener harus jaga diri, lulus S2 harus sukses dan jadi orang yg berintegritas. Setelah percakapan itu aku sih seperti biasa cuek-cuek aja, namun beberapa detik setelah itu hatiku menggelegar, pintu perasaanku terbuka secara spontan, memberikan reaksi berantai yang tiba-tiba saja air mataku mulai menggenang di pelipis mata untuk volume yg mulai bertambah dan bertambah, namun aku seperti biasa berusaha kuat tidak menampilkan sisi lemah aku (Pada saat ini aku diambang-ambang menangis dan tidak karena aku paling benci hal-hal berbau melankolis, maklum lah saya kan koleris dan sanguin sejati wakakakakka, posisi mata udah merah dan mulai berair-air huh lebay...........).
Setelahnya akhirnya orang tuaku masuk ke waiting room dimana kondisi itu sudah untuk terakhir kalinya aku melihat ayahanda di Taiwan bersamaku alias aku akan mulai sendirian Taiwan untuk waktu yg relatif lama. Akhirnya cuma salam perpisahan biasa dan sekedar salam-salam perpisahan serta melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan sementara waktu bagi kita(Aku menahan gengsi dan menolak untuk melakukan, salam dan berpelukan seraya berkata salam-salam perpisahan-perlu anda ketahui bahwa saya dan keluarga saya jarang sekali, bisa dibilang hampir tidak pernah melakukan hal spt ini jadi bagi saya ini adalah hak yang membuat saya menjadi canggung dan tampak bodoh). Namun setelah ayahanda tak terlihat (Karena kaca di blur-jadi tidak dapat melihat masuk ke ruang tunggu seperti di juanda) akhirnye perlahan-lahan tapi pasti dan tidak pasti aku menitihkan air mata...............setelah sekian laam aku tak menangis karena sesuatu kali ini aku mulai merakan kembali menangis karena di tinggal oleh orang tua yang jarang bagi aku untuk melakukan kontak dengan mereka (Karena saya tipe orang yang tidak suka di ceramahi oleh mereka dan mereka tipe orang tua yg protektif dengan anaknya, bukan hyperprotektif lho wahahahaha). Akhirnya aku menyerah dengan gengsi dan kekuatan kelelakian aku akhirnya aku menitihkan airmata berulang-ulang dan mulai tersedak-sedak, dan aku sangat, sangat dan sangat menyesal karena tidak dapat (tepatnya tidak mau) berpelukan,bersalaman dan salam perpisahan dengan ayahhanda tercinta seperti yg telah kulakukan dengan semua anggota keluarga sebelum berangkat dari surabaya. Aku menangis sambil berjalan kesana-kemari, melihat jam dan menunggu pesawat take off dan memastikan semuanya OK, sendirian di Tao Yuan International Airport dan dilihat oleh byk orang karena aku menangis sambil berjalan kesana kemari. Dalam hati aku hanya berkata "Im so sory......." karena gengsi dan ego aku tidak melakukannya............dan dalam hati aku berkata "Seandainya tuhan kasih aku sekali lagi kesempatan lihat ayahhanda, aku pasti akan memeluknya dan berkata salam perpisahan". Namun aku tahu hal tersebut hanya keinginan pribadi semata. Akhirnya aku ke toilet pipis dan menunggu di daerah waiting room yang dijaga oleh security, aku hanya berdiri disana sambil mereka melihati aku karena aku cowo dengan tinggi lumayan tapi menitihkana air mata dan berusaha menutupinya tapi aku cuek..........Aku berlagak cuek dan kuat.
Jalan dan berjalan kesana kemari sambil melihat-lihat serambi dalam keadaan yang amat sangat bersalah dan menyesal karena tidak mengucapkannya.........Tiba-tiba waktu aku kembali mengunjungi tempat baggage check in aku melihat ayahanda ku di sana lagi lagi kebingungan dengan stiker yang telah di tempetl ditas-nya, dia bingung dan setelah melihat aku dia memanggil aku (Waktu itu aku benar2 sudah dalam kondisi OK dan terlihat semua baik2 saja,jadi tidak ada yg harus aku permalukan di depan ayah aku, tapi perasaan masih bergoyang dan aku menahan-nahan air mata yg udah memberikan tekanan beribu-ribu Ton di pelipis mata aku wakakakaka), ayahku ternyata mempertanyakan stiker untuk mengambil bagasinya dan ternyata hanya terjadi miss kecil yang ternyata ayahku yang tidak tahu bahwa stiker sudah ada di tiketnya (Batin aku kali ini harus aku lakukan, karena mungkin ini hadiah tuhan supaya aku dapat melakukannya kali ini................).
Setelah miss diselesaikan, pada akhirnya ayahanda akan memasuki waiting dan check room yang sebelumnya di cek dulu oleh petugas setempat (Tempat aku berdiri dan menunggu seraya menitihkan air mata sambil diliati petugas ini, mereka 2 orang), setelah ayah aku di cek surat-suratnya seperti biasa sebelum memasuki waiting room aku langsung memanggil ayahku, dia berbalik dan aku langsung memeluknya, sangat erat (Perlu kalian tahu sewaktu aku memanggil ayahku dan melewati garis perbatasan antara penumpang dan pengantar, petugas sempat men-stop-aku dengan lampu merahnya, namun aku tidak mengindahkan dan langsung aku peluk ayahku di depan orang-orang), aku pelu erat selama beberapa detik, I said Thank You for everything, aku peluk dan tepuk bahunya, dari posisi kepala di kiri adan kanan akhirnya ayahanda membalas dengan perkataan "Hasilnya yang bagus yah"...............setelahnya aku melepa pelukan itu aku berbalik arah langsung dan seketika bendungan air mataku hancur berantakan alias aku menangis sejadi-jadinya dan tersedu-sedu tentunnya dengan aku tutup mukaku dan berjalan menjauh (Aku rasa ayahku hanya melihat 1/10 detik dan langsung memasuki waiting room), menangis dan menangis tersedu-sedu, aku melihat di pantulan cermin yang ada disana serasa aku kembali ke 10-20 tahun silam ketika aku masih bocah dan suka menangis tak disangka kali ini aku menangis lagi sungguh ironi dan lucu untuk diingat. Tapi airmata dan tersedu-sedu masih tersisa, aku tak dapat menolak yang aku lakukan hanya berdiri dan menangis sekitar 10menit dan akhirnya aku berhentikan secara paksa dan berkata "The journey begis.....", tetap dalam kondisi masih mata merah aku menunggu pesawat take off.
Jam jadwal menunjukan bahwa pesawat take off dan akhirnya aku pulang menuju dorm (Bingung dan nekat karena sendirian), aku hanya mengginakan ingatanku sewaktu aku di jemput pertama kali, rute dan cara membeli tiket serta jalur-jalur dan sistem MRT yang begitu besarnya, namun dengan bekal nekat, ingin tahu dan pantang menyerah, sampailah daku ke NTUST dan langsung datang ke lounge room untuk rapat ICE 2010. Sekian cerita pengalaman 3hari bersama ayahhanda dan perkenalan NTUST serta taiwan kepada teman-teman sekalian. Pengalaman ini semoga bisa menjadi pelajaran bagi anda semua. Apabila ada yg kurang berkenan saya mohon maaf. Sukses selalu untuk kita.
Senin, 08 Maret 2010
Awal Perjalanan-Ku di Taiwan (Master Degree Programme)-Part Four
Sepulang dari Taipei 101 kita kembali ke guest house, merebah badan sebentar, mandi, dan akhirnya makan malam kami kembali ke distrik Gong Guan untuk mencoba kembali berbagai macam model makanan (Yang pasti sudah berpengalaman dan tidak akan tersesat lagi). Kali ini kami makan di bagian makanan model celup-celup dengan memilih menu sendiri, porsi besar dengan harga lumayan pantas dan kenyanglah kami. Setelahnya kami tidak membuang waktu lagi, kami melanjutkan lagi dengan jalan-jalan di distrik makanan dan membeli berbagai macam model makanan ringan dan berat sekedar memuaskan nafsu keingintahuan dan pemenuhan nafsu makan porsi lelaki serta jaga-jaga untuk malam hari agar tidak kelaparan, jalan dan jalan akhirnya kami melambatkan alur jalan kami di pusat teramai distrik makanan ini sambil melihat-lihat berbagai macam makanan yang dijual ada satu penjual ibu-ibu menyiapkan adonan makanan untuk dimasak, anehnya ibu ini berbicara sendiri, ayahku melihatnya dan beropini bahwa sang ibu penjual ini ada kelainan jiwa namun setelahnya aku tertawa terbahak-bahak sangat keras yang ternyata ibu itu memakai head set yang disambungkan dengan perangkat komunikasi yang ada dibelakangnya (Ayahku mengira ibu itu gila). Sebelum balik ke guest house NTU kita coba tahu bau alias chou do fu cumin 40NT$ untuk 2 orang, (You know, we had already full~). Setelah puas kami kembali ke guset house NTU untuk mempersiapkan bebagai macam barang yang akan dibawa pulang oleh ayahku dan berbagai macam keperluan lainnya yang harus di tata mlm hari karena besok nya (Selasa 2-3-10) ayahku akan pulang ke Indonesia lagi.
Pagi hari kami langsung balik ke kamar asrama aku untuk melakukan bersih-bersih kabinet sebelum aku gunakan selama 2 tahun, berbagai perlengkapan ini dan itu di tata sedemikian rupa agar rapi(Note: kami pagi sudah check out duluan sebelum ke NTUST dan tas kami titipkan front office).
Minggu, 07 Maret 2010
Awal Perjalanan-Ku di Taiwan (Master Degree Programme)-Part Three
Hari ke-2 (Senin 1-3-1987), aku memulai hari ini dengan mengurus administrasi study aku ya itu di kantor graduate office bersama mas Munif (Anak mantan ITS). Urus punya urus ternyata suratku ada yg bermasalah di bagian Financial Statement jadinya bbrp surat aku kirim lagi lewat kantor pos kampus dan di urus lagi di Jakarta (Untuk dan gara-gara urusan ini jadi berabe neh soalnya kaga bias urus-urus lainnya). Selesai urusan ini (Pending dulu) aku ama ayahku jalan-jalan ke tempat yang telah aku rencanakan sebelumnya yaitu: TAIPEI 101~!, inilah impianku agar ke negeri orang dan ke Icon Negara tersebut, berangkat kesana cumin nekat doank Tanya naik bus apa dan tanya-tanya ama sopir busnya, perjalanan dengan bus kode: 650 selama 20 menit dan tibalah kita di sisi samping TAIPEI 101. Eh, Ngomong-ngomong naik kendaraan umum, kl MRT cumin bayar 15-50NT$, kalo bus cumin 15NT$. Jadi cukup murah dan fasilitas OK kqk, udah cepat, tepat waktu, bersih dan yang pasti aman kok. Sampe di TAIPEI 101 kita ke lanti 5F dulu untuk membeli tiket 400NT$ per orang dan harus antri, soalnya banyak orang juga mau lihat ke atas. Setelah antri kita naik ke lantai 89 menggunakan lift tercepat di dunia dengan kecepatan 1010m/minute. Ada petugas cewe yg nerangin ini itu bahwa lift ini tercepat didunia bla2 tapi aku sibuk ngerekam dan ngliatin dia aja soalnya lumayan she tuch cewe wakakakakaka, setelah nyampe (Bbrp detik aja di dalam lift) ternyata aku dah di ketinggian 580m++ alias lantai 89, yeaaaaah lgs aja aku keliling disana dan foto2 wakakakakakak (Soale ndeso) dan tidak lupa mampir ke lantai 88 utk melihat Super Wind Damper (Impianku melihatnya soalnya dari dulu diajarin ini itu di teknik sipil tapi g pernah yg namanya penahan angin di Taipei 101 yg beratnya 800 ton), eh tidak lupa yah aku foto-foto ama ayahku ahahahaha, wew ada bbrp tempat souvenir ini itu yg jaga juga lumayan-lumayan lah wakakakaka. Eh ketinggalan sbebelum kita naik lift tercepat itu kita akan difoto dahulu oleh petugasnya dgn setting-an background gedung Taipei 101 yang mana nantinya di lantai 89 kita bisa memilih untuk membelinya atau tidak seharga 250NT$.
Jumat, 05 Maret 2010
Awal Perjalanan-Ku di Taiwan (Master Degree Programme)-Part Two
Sampainya di NTUST langsung aja aku mengurus dormitory aku. Dapatnya di Dorm-1 kamar nomor 114. Bersama 3 orang Indonesia (2 dari Surabaya lho wakakaka) dan 1 orang Paraguay. Setelahnya lgs mengurus penginapan ayahku dan dapatnya di NTU Guest House ya itu di seberang NTUST (Thx to Henky and his brother). Setelah dapat kamar kami istirahat sebentar untuk merebah badan dan melihat tv atau sekedar memakai fasilitas internet gratis NTU Guest House (Koneksi sangat cepat di banding dgn Indonesia). Setelahnya kami jalan-jalan untuk lebih mengenal kampus NTUST sekaligus makan siang di kantin NTUST (Bingung juga neh jalannya ke kantin soalnya ada 3 kantin tapi 1-2hari jalan-jalan udah bias hafal kok tempatnya soalnya NTUST kl aku bilang jg g seberapa besar). Makan dan setelahnya aku memandang bahwa Negara dan pola kehidupan disini beda sekali dengan lingkungan Negara dari mana aku berasal, disini semua orang sedikit cuek, maunya cepet-cepet dan yang pasti mereka bersih, tingkat percaya diri dan sadar diri yang tinggi. Bagaimana tidak di MRT dan Bus umum (Dan di tempat lain), apabila ada orang tua/ disable people/ ibu dengan bayi, masuk secara otomatis penumpang yang lebih muda langsung berdiri dan menawarkan kursinya untuk diduduki orang-orang dengan kriteria tersebut (Sungguh kesadaran tinggi dan etika yang baik)
Awal Perjalanan-Ku di Taiwan (Master Degree Programme)-Part One
Pada kali ini aku akan bercerita mengenai awal perjalananku di Taiwan dalam meraih gelar M.Sc.Eng (Master of Science in Engineering). Sungguh merupakan sesuatu yang takkan pernah aku lupakan pada perjalanan hidupku kali ini dimana ternyata mimpi di siang bolong tahun-tahun sebelumnya dapat menjadi kenyataan, memang benar kata orang “If there’s a will, there’s must be a hope. If there’s a hope, there’s must be a way and If there’s a way, there’s must be a SUCCESS”. Begitulah moto yang sampai detik ini bergaung di dalam diriku. Pertanyaannya sekarang, “Mengapa aku mengambil jenjang S2 di Taiwan?”, saya tidak akan membahasnya di blog paper saya kali ini, karena ceritanya panjang dan tidak sinkron untuk saya ceritakan disini.
Tanggal 27 Feb 2010 jam 23.30 aku berangkat dari Surabaya-IND menuju Tao Yuan International Airport-Taiwan dengan menggunakan maskapai penerbangan Eva Air (Flight Number BR-232). Sebelum pesawat Flight Off seperti biasa yang kita ketahui bahwa kita harus melakukan Check-In lalu mengurus Immigration & Boarding Pass (Saya tidak membayar biaya viskal seperti yang orang tua katakan bahwa kita harus bayar, ternyata tidak hahaha) dan lain-lain. Namun sungguh merupakan kenangan tersendiri yang takkan pernah aku lupakan bahwa setelah melakukan Check-In, banyak sekali yang datang ke Bandara Juanda hanya untuk mengantar aku (Selain keluarga), sekitar hampir 20 orang yaitu dari anggota Tim Leong & Samsi Ksatria-Surabaya.
Gila tak kunjung reda, bahwa mereka ke bandara juanda setelah melakukan pementasan di Penthouse Central Point. Sungguh kabahagiaan tersendiri bahwa teman2 aku dari grup tarian singa dan naga masih saja meluangkan waktu dan pengorbanan lainnya demi mengantar aku ke Luar Negeri. Bersenda gurau, foto-foto dan konsumsi dari pementasan sebelumnya di bawa ke Bandara demi makan bersama dengan aku. Satu lagi yang kelewatan, waktu foto-foto masih saja job-desk saya sebagai pemain ekor barongsay harus digunakan, yaitu mengangkat pasangan saya (Kurang lebih 5 tahun bersama dengan pasangan saya, sebenarnya berat juga meninggalkannya terlebih meninggalkan “Tim Gila” ini) dan beberapa pasangan lain juga berpose sama untuk mendapatkan gambar foto yang aneh ditempat umum, sungguh sesuatu hal yang gila namun menajdi kenangan tersendiri buat aku. Tak lupa juga banyak sekali dukungan dari teman-temanku melalui SMS, Pemberian buku, Jaket, Mouse, Perlengkapan computer dan masih banyak lagi hal-hal yang tak dapat saya ucapkan (Thanks a lot for you all, thanks for accompanied me before and thank you for your trust, henceforth I can be your “International Independent Watch” for Ksatria Lion & Dragon Dance Troupe).
Sebenarnya masih banyak hal-hal yang membuat aku berat meninggalkan Indonesia, selain Negara yang Elok dan Damai, disitulah jg aku dilahirkan dan dibesarkan, selain itu banyak sekali cita-cita dan pengharapan dari orang tua, keluarga dan teman-teman yg membuat beban di-pundakku semakin berat dan berat saja. Namun kita tahu bahwa hidup adalah sandirawa dan pilihan, dari awal aku telah memilih untuk sekolah di LN (Kalau Tuhan mengijinkanku waktu itu, namun sekarang Dia memberi aku jalan), dan akhirnya tetap aku akan jalani perjalanan di lautan hidup penuh ombak cobaan ini. Berpelukan dengan keluarga dan melakukan TOS KSATRIA dengan teman-teman di Bandara sebelum masuk ke waiting room (Bandara Juanda dibikin heboh oleh kehadiran Tim Ksatria wakakakak I’d like it), yang pada akhirnya naik elevator dan dengan perasaan berat aku melihat semua orang terutama mata tiap orang, seolah2 waktu berjalan sangat cepat dan cepat sekali. Selesai-Itulah kata pertama yang aku dengungkan dihatiku dan setelahnya perjalananku ke Taiwan dimulai (Tentunya dengan ayahku berangkatnya, ia menginap sampai tanggal 2 March 2010 doank, coz he just want to make sure that everything will be all right in Taiwan)