Famili: Apocynaceae Nama Umum: impala lily (Ing.); impalalelie (Afr.). Adenium multiflorum adalah jenis adenium yang dikenal luas di Afrika Selatan. Ia berbunga di musim dingin, di saat hampir semua vegetasi cenderung ‘merehatkan diri’, A. Multiflorum justru tampil brilian dengan warna-warna putih, pink, crimson, merah, dan dwiwarna yang memenuhi seluruh tajuknya saat sedang bermekaran.
Genus Adenium terdiri dari lima spesies sukulen dari daerah tropis Afrika, Arabia, dan Socotra. Formasinya yang menakjubkan sekaligus bunga indahnya yang kompak dan serempak serta mampu bertahan lama membuat genus ini dikenal sebagai tanaman hias.
Deskripsi Adenium multiflorum berprofil semak atau pohon kecil setinggi 0.5-3m, bentuknya seperti miniatur baobab. Percabangan rimbun mencuat sejak dari bonggol yang berukuran besar dan tersembunyi di bawah tanah. Warna batang utama dan percabangannya kelabu terang hingga coklat, dengan getah lengket dan mengandung zat racun. Sepanjang tahun tanaman ini tidak banyak berbunga ataupun berdaun lebat. Panjang daun mencapai 100 mm, hijau cerah di bagian atas dan memudar di bagian bawah, biasanya ke arah ujung daun lebih melebar, dan berkelompok di ujung tunas-tunas pada percabangannya. Daun akan rontok pada saat akan berbunga. Bunga tumbuh dan mekar dalam kelompok-kelompok dompolan, tiap bunga berdiameter 50-70mm. Warnanya amat cantik, biasanya berpetal lancip warna putih dan tepi merah bergelombang, serta pola garis merah pada leher terompet. Kadang dijumpai bunga adenium multiflorum berwarna putih polos. Bunganya mengeluarkan aroma halus. Musim bunga berkisar pada bulan Mei hingga September. Buah normal berupa sepasang tanduk sepanjang kurang lebih 240 mm. Biji berwarna coklat dengan bulu halus di kedua ujung biji. Dalam daftar yang disebut Red Data di Swaziland, Zambia, dan Zimbabwe, Adenium (impala lily) dinyatakan sebagai keragaman hayati yang dilindungi. Penyebarannya sebagian besar terjadi pada musim gugur di Afrika Selatan di kawasan Taman Nasional Kruger. Perlindungan diberikan kepada adenium multiflorum karena pemanfaatannya sebagai tanaman koleksi, bahan obat-obatan, pembudidayaan, dan menjadi pakan hewan liar seperti misalnya baboon yang menyukai bagian akar. Distributsi dan Habitat Distribusi alami Adenium multiflorum meliputi Zambia tenggara, berlanjut ke Malawi, Zimbabwe dan Mozambique, Limpopo, Mpumalanga dan ke utara di KwaZulu-Natal di Afrika Selatan, serta Swaziland. Habitatnya meliputi wilayah tanah berpasir atau kawasan alluvium berbatu cadas, padang tandus terbuka ataupun padang rumput. Dijumpai terutama di dataran rendah dengan sedikit hujan dan di bagian timur Afrika Selatan, di selatan Sungai Zambezi, dengan ketinggian 1-200 m dpl. Adenium multiflorum tumbuh hanya di wilayah tandus Afrika Selatan, dengan penyebaran luas di Afrika bagian tengah dan Timur. Penamaan dan aspek historis J.J. Roemer dan J.A. Schultes memberi nama genus Adenium pada tahun 1819; hingga kini telah ada 12 spesies yang masuk ke dalam genus ini. Pada revisi terbaru oleh Plazier, hanya ada lima spesies yang dikenal di kawasan Afrika bagian selatan. Nama genus ini diambil dari dialek yang dikenal oleh penduduk setempat untuk Adenium obesum, yakni Oddaeyn, atau dari Aden, di mana A. obesum pertama kali ditemukan. J.F. Klotzsch memberi nama A. multiflorum pada tahun 1861 dari berbagai material yang dikumpulkannya di Mozambique. Arti dari bahasa Latinnya merujuk banyaknya jumlah dan serempaknya bunga yang mekar berbarengan pada tanaman ini. Pada revisi sebelumnya, L.E. Codd menganggap A. multiflorum sebagai suatu varietas dan G.D. Rowley menganggapnya sebagai subspesies dari spesies di utara, yakni A. obesum. Pada revisi paling akhir, A. multiflorum kembali menempati posisi sebagai spesies. Tiga spesies Adenium lain di Afrika bagian selatan adalah A. boehmianum, A. oleifolium dan A. swazicum. A. boehmianum terdapat di bagian utara Namibia. A swazicum, berprofil lebih kecil dan berbunga di musim panas dengan warna bunga pink, dijumpai di Mpumalanga dan Swaziland. A. oleifolium tumbuh di Limpopo, Northern Cape, Namibia dan Botswana. Hingga tingkat tertentu ketiganya pun telah dibudidayakan. Ekologi Tanaman ini ditemukan di berbagai habitat. Dalam kelompok besar cenderung tumbuh kecil dan menyemak. Di kawasan yang dilindungi, tanaman ini bisa tumbuh menjadi pohon yang gagah. Tanaman ini memiliki batang utama yang tebal dan berumbi di dalam tanah, yang berfungsi sebagai cadangan makanan di saat kemarau panjang. Secara alami berbiak dari biji, yang beradaptasi untuk penyebaran melalui angin dengan memiliki bulu-bulu halus dan ringan. Manfaat Di Afrika dan Afrika bagian selatan dimanfaatkan untuk meracun ikan atau dioleskan ke ujung tajam anak panah. Racun ini berasal dari getah dan bagian batangnya, tapi akan berfungsi dengan kombinasi dengan bahan racun lain. Daun dan bunganya beracun bagi kambing dan lembu, tapi menjadi pakan bagi hewan lain dan racunnya dianggap tidak terlalu kuat. Terlepas dari kadar racunnya, tanaman ini berguna pula sebagai obat. Dari aspek hortikultura, bunganya cukup bernilai. Ukuran yang besar dengan bunga mekar penuh dan serempak menjadi pemandangan indah tersendiri di antara genus sukulen, dan sangat dikagumi di kebun-kebun alam terbuka beriklim yang cocok. Adenium multiflorum dikembangkan secara luas di pondok peristirahatan di dalam Kruger National Park, misalnya. Menanam Adenium multiflorum Adenium multiflorum tumbuh baik di iklim hangat dengan drainase yang berpasir dan porous. Tumbuh kurang baik di iklim dingin. Sangat ideal di wilayah kering berbatu untuk menghasilkan bunga yang semarak menyambut musim dingin. Sebagai tanaman pot dapat disimpan di tempat lebih sejuk, tapi dengan penyiraman yang jarang atau dihentikan di masa dormant. Selain perbanyakan melalui grafting, tanaman ini tumbuh amat vigor jika dikembangkan dari biji, tapi amat jarang berbunga hingga mencapai usia 4-5 tahun. Takson ini akan terlihat dalam kultivasi, tapi ketersediaannya tidak seperti A. obesum, disebabkan pertumbuhannya yang cenderung lambat dan musim berbunga yang pendek. Di Shingwedzi Camp di Kruger National park terdapat beberapa spesimen tumbuh amat mengagumkan. Siram dengan baik selama cuaca panas. Jaga media tetap basah pada suhu sekitar 30ยบ C, cuaca panas sebaiknya diimbangi dengan kelembaban sedang hingga tinggi. Respon tanaman ini amat baik terhadap pemupukan imbang dan teratur. Tambahkan pupuk slow-release dan mikronutrien pada media tanam. Kekurangan air dan makanan akan menghambat pertumbuhan. Adenium sebaiknya ditanam dalam pot pada daerah beriklim dingin atau basah. Dormansi dapat diketahui saat konsumsi air menurun atau daun menguning: penyiraman secara drastis dikurangi dan hentikan pada saat tanaman dalam dormansi penuh. Munculnya daun-daun baru dan tunas-tunas baru menandakan berakhirnya masa dormant dan penyhiraman bisa ditingkatkan. Tanaman memerlukan ruang perakaran yang leluasa agar tumbuh cepat, dengan demikian diperlukan repotting untuk menyesuaikan perbesaran akar. Kelebihan air dan pupuk dibarengi kekurangan cahaya dan buruknya sirkulasi udara menyebabkan tanaman melemah dan pertumbuhannya melambat.
Genus Adenium terdiri dari lima spesies sukulen dari daerah tropis Afrika, Arabia, dan Socotra. Formasinya yang menakjubkan sekaligus bunga indahnya yang kompak dan serempak serta mampu bertahan lama membuat genus ini dikenal sebagai tanaman hias.
Deskripsi Adenium multiflorum berprofil semak atau pohon kecil setinggi 0.5-3m, bentuknya seperti miniatur baobab. Percabangan rimbun mencuat sejak dari bonggol yang berukuran besar dan tersembunyi di bawah tanah. Warna batang utama dan percabangannya kelabu terang hingga coklat, dengan getah lengket dan mengandung zat racun. Sepanjang tahun tanaman ini tidak banyak berbunga ataupun berdaun lebat. Panjang daun mencapai 100 mm, hijau cerah di bagian atas dan memudar di bagian bawah, biasanya ke arah ujung daun lebih melebar, dan berkelompok di ujung tunas-tunas pada percabangannya. Daun akan rontok pada saat akan berbunga. Bunga tumbuh dan mekar dalam kelompok-kelompok dompolan, tiap bunga berdiameter 50-70mm. Warnanya amat cantik, biasanya berpetal lancip warna putih dan tepi merah bergelombang, serta pola garis merah pada leher terompet. Kadang dijumpai bunga adenium multiflorum berwarna putih polos. Bunganya mengeluarkan aroma halus. Musim bunga berkisar pada bulan Mei hingga September. Buah normal berupa sepasang tanduk sepanjang kurang lebih 240 mm. Biji berwarna coklat dengan bulu halus di kedua ujung biji. Dalam daftar yang disebut Red Data di Swaziland, Zambia, dan Zimbabwe, Adenium (impala lily) dinyatakan sebagai keragaman hayati yang dilindungi. Penyebarannya sebagian besar terjadi pada musim gugur di Afrika Selatan di kawasan Taman Nasional Kruger. Perlindungan diberikan kepada adenium multiflorum karena pemanfaatannya sebagai tanaman koleksi, bahan obat-obatan, pembudidayaan, dan menjadi pakan hewan liar seperti misalnya baboon yang menyukai bagian akar. Distributsi dan Habitat Distribusi alami Adenium multiflorum meliputi Zambia tenggara, berlanjut ke Malawi, Zimbabwe dan Mozambique, Limpopo, Mpumalanga dan ke utara di KwaZulu-Natal di Afrika Selatan, serta Swaziland. Habitatnya meliputi wilayah tanah berpasir atau kawasan alluvium berbatu cadas, padang tandus terbuka ataupun padang rumput. Dijumpai terutama di dataran rendah dengan sedikit hujan dan di bagian timur Afrika Selatan, di selatan Sungai Zambezi, dengan ketinggian 1-200 m dpl. Adenium multiflorum tumbuh hanya di wilayah tandus Afrika Selatan, dengan penyebaran luas di Afrika bagian tengah dan Timur. Penamaan dan aspek historis J.J. Roemer dan J.A. Schultes memberi nama genus Adenium pada tahun 1819; hingga kini telah ada 12 spesies yang masuk ke dalam genus ini. Pada revisi terbaru oleh Plazier, hanya ada lima spesies yang dikenal di kawasan Afrika bagian selatan. Nama genus ini diambil dari dialek yang dikenal oleh penduduk setempat untuk Adenium obesum, yakni Oddaeyn, atau dari Aden, di mana A. obesum pertama kali ditemukan. J.F. Klotzsch memberi nama A. multiflorum pada tahun 1861 dari berbagai material yang dikumpulkannya di Mozambique. Arti dari bahasa Latinnya merujuk banyaknya jumlah dan serempaknya bunga yang mekar berbarengan pada tanaman ini. Pada revisi sebelumnya, L.E. Codd menganggap A. multiflorum sebagai suatu varietas dan G.D. Rowley menganggapnya sebagai subspesies dari spesies di utara, yakni A. obesum. Pada revisi paling akhir, A. multiflorum kembali menempati posisi sebagai spesies. Tiga spesies Adenium lain di Afrika bagian selatan adalah A. boehmianum, A. oleifolium dan A. swazicum. A. boehmianum terdapat di bagian utara Namibia. A swazicum, berprofil lebih kecil dan berbunga di musim panas dengan warna bunga pink, dijumpai di Mpumalanga dan Swaziland. A. oleifolium tumbuh di Limpopo, Northern Cape, Namibia dan Botswana. Hingga tingkat tertentu ketiganya pun telah dibudidayakan. Ekologi Tanaman ini ditemukan di berbagai habitat. Dalam kelompok besar cenderung tumbuh kecil dan menyemak. Di kawasan yang dilindungi, tanaman ini bisa tumbuh menjadi pohon yang gagah. Tanaman ini memiliki batang utama yang tebal dan berumbi di dalam tanah, yang berfungsi sebagai cadangan makanan di saat kemarau panjang. Secara alami berbiak dari biji, yang beradaptasi untuk penyebaran melalui angin dengan memiliki bulu-bulu halus dan ringan. Manfaat Di Afrika dan Afrika bagian selatan dimanfaatkan untuk meracun ikan atau dioleskan ke ujung tajam anak panah. Racun ini berasal dari getah dan bagian batangnya, tapi akan berfungsi dengan kombinasi dengan bahan racun lain. Daun dan bunganya beracun bagi kambing dan lembu, tapi menjadi pakan bagi hewan lain dan racunnya dianggap tidak terlalu kuat. Terlepas dari kadar racunnya, tanaman ini berguna pula sebagai obat. Dari aspek hortikultura, bunganya cukup bernilai. Ukuran yang besar dengan bunga mekar penuh dan serempak menjadi pemandangan indah tersendiri di antara genus sukulen, dan sangat dikagumi di kebun-kebun alam terbuka beriklim yang cocok. Adenium multiflorum dikembangkan secara luas di pondok peristirahatan di dalam Kruger National Park, misalnya. Menanam Adenium multiflorum Adenium multiflorum tumbuh baik di iklim hangat dengan drainase yang berpasir dan porous. Tumbuh kurang baik di iklim dingin. Sangat ideal di wilayah kering berbatu untuk menghasilkan bunga yang semarak menyambut musim dingin. Sebagai tanaman pot dapat disimpan di tempat lebih sejuk, tapi dengan penyiraman yang jarang atau dihentikan di masa dormant. Selain perbanyakan melalui grafting, tanaman ini tumbuh amat vigor jika dikembangkan dari biji, tapi amat jarang berbunga hingga mencapai usia 4-5 tahun. Takson ini akan terlihat dalam kultivasi, tapi ketersediaannya tidak seperti A. obesum, disebabkan pertumbuhannya yang cenderung lambat dan musim berbunga yang pendek. Di Shingwedzi Camp di Kruger National park terdapat beberapa spesimen tumbuh amat mengagumkan. Siram dengan baik selama cuaca panas. Jaga media tetap basah pada suhu sekitar 30ยบ C, cuaca panas sebaiknya diimbangi dengan kelembaban sedang hingga tinggi. Respon tanaman ini amat baik terhadap pemupukan imbang dan teratur. Tambahkan pupuk slow-release dan mikronutrien pada media tanam. Kekurangan air dan makanan akan menghambat pertumbuhan. Adenium sebaiknya ditanam dalam pot pada daerah beriklim dingin atau basah. Dormansi dapat diketahui saat konsumsi air menurun atau daun menguning: penyiraman secara drastis dikurangi dan hentikan pada saat tanaman dalam dormansi penuh. Munculnya daun-daun baru dan tunas-tunas baru menandakan berakhirnya masa dormant dan penyhiraman bisa ditingkatkan. Tanaman memerlukan ruang perakaran yang leluasa agar tumbuh cepat, dengan demikian diperlukan repotting untuk menyesuaikan perbesaran akar. Kelebihan air dan pupuk dibarengi kekurangan cahaya dan buruknya sirkulasi udara menyebabkan tanaman melemah dan pertumbuhannya melambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar